Satpam Tuban Bacok Perangkat Desa Gegara Cemburu
Kabupaten Tuban, Jawa Timur — Warga Desa Simbatan, Desa Jarorejo, Kabupaten Kerek, dikejutkan dengan aksi kekerasan yang mengakibatkan tewasnya seorang perangkat desa, R. (55). Pelaku, yang diidentifikasi sebagai V. (50), seorang satpam, memukul korban dengan benda tajam karena cemburu.
Peristiwa tragis itu terjadi pada Rabu, 5 November 2025, pagi hari. Korban dilaporkan sedang berada di sumber air umum, mengambil air dengan sepeda motor untuk mengairi sawah. Pelaku menyerangnya dengan benda tajam, sejenis bento, lalu langsung menusuknya hingga menyebabkan luka serius di kepala dan dahi. Korban berhasil melarikan diri ke halaman rumah warga, namun akhirnya pingsan dan dinyatakan meninggal dunia di tempat kejadian.
Permusuhan asmara diduga menjadi motif penusukan tersebut. Pelaku cemburu setelah menemukan pesan-pesan mesra di ponsel istrinya, yang berisi percakapan antara korban dan istrinya, yang saling berbalas kata-kata mesra. Amarahnya memuncak, mendorongnya untuk melakukan tindakan nekat tersebut. Kepolisian Tuban dan Kepolisian Kerek segera tiba di lokasi kejadian untuk melakukan penyelidikan. Pelaku langsung menyerahkan diri kepada polisi. Jenazah korban dibawa ke rumah sakit untuk diautopsi dan pemeriksaan lebih lanjut.
Warga desa setempat terkejut dengan kejadian tersebut. “Kami tidak pernah menyangka kekerasan seperti ini akan terjadi di daerah kami,” ujar seorang warga. Suasana desa sempat hening sementara warga masih syok menunggu persidangan. Pihak desa menyatakan akan memperkuat pengamanan dan melakukan sosialisasi untuk mencegah konflik pribadi berkembang menjadi kekerasan fisik.
Kejadian ini mengingatkan kita akan beberapa poin penting, seperti pentingnya mengelola emosi; konflik pribadi yang dibiarkan tanpa penanganan dapat berujung pada tindakan ekstrem. Peran ponsel dan dunia digital dalam percakapan intim atau percakapan yang dianggap tidak pantas dapat memicu kecemburuan dan berpotensi berujung pada kekerasan. Sebagai
Insiden penusukan yang menewaskan seorang perwakilan desa di Tuban merupakan titik puncak dari perselisihan cinta yang dipicu oleh kecemburuan. Selagi persidangan berlangsung, warga desa dan perwakilan desa harus bekerja sama untuk meningkatkan kewaspadaan dan membuka jalur komunikasi guna mencegah masalah pribadi berkembang menjadi tragedi. Kami berharap keluarga korban dapat tenang, dan semua pihak dapat belajar dari kejadian ini untuk mencegah terjadinya kekerasan interpersonal lagi.