
Pembajakan Pesawat
Tidak selalu karena masalah finansial, aksi pembajakan pesawat juga dijadikan sebagai media oleh pelaku agar tuntutan mereka bisa didengar oleh semua orang.
Pembajakan pesawat atau hijacking adalah sebuah tindakan kriminal yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mengambil alih kendali pesawat.
Tindakan ini sangat sering dilakukan oleh kelompok kriminal untuk kepentingannya sendiri, seperti ingin menuntut tebusan agar bisa mendapat banyak uang, mengancam penumpang atau aksi terorisme, dan masih banyak lainnya.
Apapun alasannya, tindakan ini tidak dibenarkan karena dapat mengancam keselamatan penumpang dan awak pesawat, sampai bisa merusak hubungan diplomatik antarnegara.
Kasus-Kasus Mengerikan Pembajakan Pesawat di Indonesia dan Dunia
Berikut adalah deretan kasus-kasus pembajakan pesawat yang pernah terjadi di Indonesia dan dunia:
1. Hijacking di Norwegia, 1985
Pada Juni 1985, Norwegia mengalami peristiwa pembajakan pesawat untuk pertama kalinya.
Pesawat yang sedang dalam penerbangan dari Trondheim ke Oslo tersebut diambil alih secara paksa oleh mantan narapidana berusia 24 tahun.
Dalam keadaan mabuk, ia mengancam kru pesawat dengan senjata api dan meminta untuk berbicara dengan perdana menteri.
Setelah pesawat mendarat, pembajak mengizinkan seluruh penumpang untuk meninggalkan pesawat.
Namun sang pembajak menyandera kru pesawat yang terdiri dari dua pilot dan tiga pramugari. Selama menyandera, ia meminta petugas untuk membawakan banyak bir.
Setelah kehabisan bir, pelaku mulai sedikit tersadar dan menyerahkan diri kepada pihak berwajib.
2. Pembajakan Cathay Pacific Airways, 1984
Pada tahun 1948, pesawat Cathay Pacific Airways mengalami pembajakan pesawat.
Pesawat yang dibajak tersebut diketahui mengangkut sejumlah penumpang eksklusif dan muatan kapal emas antara Makau dan Hong Kong.
Wong, salah satu komplotan pembajak merampok para penumpang kaya dan menyandera mereka untuk meminta uang tebusan.
Aksi pembajakan berakhir tragis, karena pesawat tersebut jatuh karena pilotnya tewas.
Media setempat melaporkan bahwa Wong, si pembajak pesawat, menjadi satu-satunya penumpang yang selamat dari insiden tersebut.
Tapi karena kecelakaan itu terjadi di wilayah Portugis, Hong Kong tidak bisa mengambil alih kasus tersebut dan Wong dibebaskan oleh petugas negara setempat.
3. Aer Lingus EI164, 1981
Pada Mei 1981, seorang penumpang pesawat Aer Lingus EI164 bernama Larry Downey, mengguyur dirinya dengan bensin yang diselundupkan ke dalam pesawat.
Larry Downey diketahui adalah mantan biarawan di Australia yang dicopot 30 tahun sebelumnya karena menyerang seorang atasan.
Downey menuntut pilot untuk mengantarnya ke Iran. Tapi sayang, bahan bakar pesawat hanya cukup untuk mengantarnya sampai ke Prancis.
Setibanya di bandara, kepolisian Prancis sudah siap siaga untuk menahan Downey.
Tapi Downey mengulur waktu agar Vatikan merilis Rahasia Ketiga Fatima, sebuah “rahasia” Portugis yang tidak diungkap hingga 60 tahun lamanya.
Setelah 10 jam menunggu, otoritas Prancis segera menangkap Downey. Setelah diadili, Downey dijatuhi hukuman lima tahun penjara.
4. Pembajakan Pesawat Air France, 1970-an
Sepanjang tahun 1970-an, ada ratusan penerbangan yang dibajak oleh oknum tidak bertanggung jawab.
Dari semuanya, peristiwa pembajakan pada tahun 1976 menjadi insiden terburuk.
Dalam peristiwa itu, sekelompok pembunuh termasuk pejuang pembebasan Palestina membajak penerbangan Air France yang hendak meninggalkan Athena menuju Paris.
Para pembajak memaksa pilot untuk terbang ke Uganda. Di sana, para pembajak memisahkan penumpang menjadi kelompok Israel dan non-Israel.
Setelah itu, para pembajak meminta uang tebusan US$5 juta dan pembebasan 53 militan Palestina yang ditahan di Israel.
Satu minggu kemudian, para pemerintah Israel, Mesir, dan Prancis bekerja sama melawan para pembajak.
Hasilnya, seluruh pembajak tewas, bersama dengan kepala pasukan komando Israel dan empat sandera.
5. Pembajakan Pesawat Oleh Korea Utara
Pada tahun 1969, Korea Utara pernah mendapat sanksi dari Uni Eropa, Dewan Keamanan PBB, dan negara-negara lainnya, karena telah melakukan pelanggaran yang berat, yaitu pembajakan pesawat.
Peristiwa ini terjadi pada tahun 1969, saat penerbangan Korean Air ke Seoul dialihkan ke Korea Utara.
Setelah pesawat mendarat, perwira militer naik, menyandera penumpang, dan membawa mereka pergi.
Pyongyang mengatakan bahwa pilot membelot dan membiarkan radio menyiarkan pengakuan tersebut.
Pihak Korea Selatan kemudian langsung menyelidiki identitas setiap penumpang dan anggota awak di pesawat itu.
Sampai akhirnya, mereka menemukan dua penumpang yang tidak memiliki identitas dan latar belakang.
Setelah itu, Korea Selatan menyimpulkan bahwa dua penumpang anonim adalah para pembajak dan “pengakuan” pilot membelot itu kemungkinan besar adalah paksaan.
6. Ethiopian Airlines, 1996
Pada November 1996, penerbangan Ethiopoan Airlines dibajak oleh tiga pemuda yang tidak berpengalaman dan mabuk.
Kepada penumpang, mereka mengaku memiliki bom dan akan meledakkan pesawat jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.
Tapi ternyata, bom tersebut hanyalah botol minuman keras yang disembunyikan mereka.
Para pembajak memerintahkan pilot untuk menerbangan pesawat ke suaka di Australia.
Tapi kapten pilot mengatakan bahwa pesawat tidak memiliki bahan bakar yang cukup untuk terbang ke sana. Tapi para pembajak tidak percaya dengan pernyataan kapten.
Kapten pilot akhirnya memilih mengulur waktu dengan menerbangkan pesawat di sepanjang pantai Afrika sampai pesawat jatuh di Samudra Hindia.
Beruntungnya, 50 penumpang pesawat selamat dari kecelakaan itu. Sedangkan tiga pembajak tersebut ditangkap dan aksinya disebut tidak ada keterkaitan dengan masalah politik.
7. Merpati Nusantara Airlines, 1972
Pada 4 April 1972, pesawat Merpati Nusantara Airlines dengan nomor penerbangan MZ-171 dari Surabaya menuju Jakarta, mengalami pembajakan yang dilakukan oleh seorang pria bernama Hermawan.
Di dalam pesawat, Hermawan menuntut akan meledakkan pesawat jika tidak mendapat uang tebusan sebesar Rp25 juta.
Setelah perundingan, pemerintah berhasil menurunkan nilai tuntutannya menjadi Rp5 juta.
Tanpa disadari oleh pelaku, ternyata selama waktu perundingan tersebut, pihak keamanan sedang mencari cara untuk meringkus dia.
Pihak keamanan akhirnya berhasil menembak Hermawan yang baru keluar dari WC.
Pelaku langsung meninggal dunia dan semua penumpang yang disandera akhirnya bebas dan bisa bernapas lega.
8. Garuda Penerbangan 206, 1981
Pesawat Garuda Indonesia Penerbangan 206 mengalami pembajakan pada 28 Maret 1981 di Bandar Udara Internasional Don Mueang di Bangkok, Thailand.
Peristiwa yang dikenal “Peristiwa Woyla” ini dibajak oleh Komando Jihad, di mana para pembajak menuntut pembebasan rekan-rekan mereka dari penjara.
Setelah mengulur waktu hingga berhari-hari, Komando Pasukan Khusus (Kopassus) menyerang para pembajak tersebut.
Dalam operasinya, kelima pembajak tewas, pilot dan anggota Kopassus terluka parah, dan semua penumpang berhasil diselamatkan.
9. Pegasus Airlines, 2014
Pada 7 Februari 2014, seorang warga Ukraina yang mabuk, membajak maskapai Pegasus Airlines dengan 110 penumpang di dalamnya.
Pelaku mengacungkan suatu benda yang diklaim sebuah detonator. Ia kemudian berteriak untuk pergi ke Sochi, sebuah kota di Rusia yang menjadi tempat upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin berlangsung.
Selama penerbangan, pesawat ini dikawal oleh jet F-16 Turki. Setibanya di Istanbul, pasukan anti-teroris melancarkan serangan untuk meringkus pelaku.
10. Pembajakan Pesawat Aeromexico, 2009
Pada 10 September 2009, seorang pengkhotbah dan mantan pecandu narkoba dari Bolivia, membajak pesawat Aeromexico yang terbang dari Cancun ke Meksiko.
Pelaku mengaku bahwa ia sedang dalam sebuah misi ilahi. Ia juga mengaku membawa beberapa kaleng berisi bom untuk melancarkan aksinya.
Setelah pesawat mendarat di Meksiko, pelaku segera diringkus oleh pihak berwajib, dan sebagian besar penumpang tidak sadar bahwa mereka telah menjadi korban pembajakan pesawat.